4 Things NOT to Consider When Choosing a Dog

Today everyone and their grandmother wants a dog. The numbers of puppy adoptions and sales have gone through the roof since the pandemic and some breeders even say their waiting list are well into…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Death by a Thousand Cuts

TW ; SELF HARM, MENTION OF DEATH

Acel sedari tadi menikmati yogurt miliknya yang dibeli oleh temannya barusan, ia memicingkan matanya melihat jemari lentik temannya terus menari di atas layar ponselnya, matanya juga tidak teralihkan. roti yang sudah dioleskan selai Nuttela di permukaan rotinya juga tidak kunjung disantap olehnya.

“Oi. Roti lo udah ditelurin sama lalat noh” Acel mengalihkan perhatian Aily dari ponselnya

“Hah?! Sumpah?” Aily mengunci ponselnya lalu menaruh pandangannya penuh pada roti selai Nuttela yang berada di hadapannya.

“Boongan, nyet! Sibuk banget sih lo, lagian” Aily menurunkan rotinya saat mengetahui bahwa rotinya tidak diteluri oleh lalat.

“Hehe. Mang kenapa sih? Biasanya lo juga gitu” protes Aily pada Acel

“Chatan sama Ko Andrew, yakan?” ucap Acel disertai seringai diwajahnya.

“Kagak!” Aily mengangkat rotinya, ia menyantap rotinya. Sedangkan mata temannya menangkap goresan kemerahan yang berada di tangan kiri Aily.

“Ly” panggil Acel

“Oit” jawabnya sembari mengunyah

“Gak jadi, nanti aja pas lo udah selesai makan” Acel menolak untuk membahas hal itu saat Aily sedang makan, ia tau, jika ia membahasnya, Aily pasti akan kehilangan nafsu makannya.

Aily mendorong keran air, ia mengibaskan tangannya yang masih basah pasca mencuci piring. Ia gunakan lap yang digantung di samping wastafel guna mengeringkan tangannya. Aily menghampiri Acel yang berada di ruang tamu, temannya tampak sedang menonton tv.

Aily mendudukan dirinya tepat di samping Acel, “lo mau bahas apaan tadi?” tanya Aily.

“Oh iya-“ Acel kini duduk menghadap kearahnya, kemudian tangan Acel bergerak menarik lengan kirinya.

“Katanya udah bersih?” Tanya Acel, meminta penjelasan pada temennya. “Karna pulang kemarin?” Tebak Acel. Aily mengangguk.

“Ly, i’ve told you before. Lo punya gue, lo punya anak-anak badut. Lo bisa cerita apapun yang lo mau ke gue sama mereka. Jangan suka dipendem sendirian, Ly” ucap Acel dengan nada khawatir.

“It’s hard for me, Cel. Lagian gue ngelakuin ini cuman untuk nyari ketenangan kok”

“Cari cara lain buat tenang, Ly. Gue gak suka lo nyakitin diri sendiri kayak gini” ucapnya membuat Aily mengadahkan kepalanya ke atas, guna menahan air matanya yang akan jatuh.

“Cara lainnya, mati, Cel” ucap Aily. Air matanya lolos begitu saja.

“Tenang gak harus mati, Ly” setelah itu, ia mendekap tubuh sahabatnya. Hangat. Itulah yang dirasakan oleh Aily saat ini. Aily kembali menumpahkan segala air matanya dipundak Acel untuk yang kesekian kalinya.

Add a comment

Related posts:

Volume Productions

Over the past few weeks there’s been some inquiries about myself, Volume Productions, and the future of both. In the past I would remain defiantly silent when it would pertain to personal matters or…

What questions should an entrepreneur consider when considering a new business idea?

Starting a business is a big decision, but it doesn’t have to be overwhelming. There are a lot of questions you should consider before starting a business, and here are some to get you started…

I am an American first.

I am an American first, and a Democrat, second. I’m also a Liberal. I’m not sure which of those words the opposition would call dirty, but I’m pretty sure Democrat, and Liberal would be in the top…